Setelah lama berkutat dengan tantangan produksi dan persaingan sengit, Samsung Foundry, divisi manufaktur chip Samsung, kini memunculkan sinyal kebangkitan kuat. Laporan terbaru mencatat yield, atau hasil produksi chip 2nm Samsung, telah mencapai 40-50%. Angka tersebut juga menandai lompatan signifikan dari sebelumnya, meski masih di bawah 60% yang dicapai pesaing utamanya, TSMC, pada node 2nm N2 mereka. Kabarnya, peningkatan yield ini didapat dengan sedikit kompromi pada performa, membuat proses SF2 Samsung mungkin belum secepat atau seefisien TSMC N2.
Meski begitu, perkembangan ini sukses menarik kembali perhatian pemain industri besar. Qualcomm, yang sempat meninggalkan Samsung karena isu pada proses 4nm mereka, kini dilaporkan sedang bernegosiasi serius untuk memproduksi chip Snapdragon 8 Elite 2 varian for Galaxy di fasilitas 2nm Samsung. Chip ini, yang didesain untuk perangkat lipat unggulan Galaxy Z Fold 8 dan Z Flip 8 tahun 2026, diperkirakan memulai produksi awal 2026. Langkah ini terlihat hati-hati, dengan pesanan awal yang disebut hanya sekitar 15% dari total kapasitas 2nm Samsung.
Tak hanya Qualcomm, raksasa kartu grafis Nvidia juga dikabarkan tengah menguji proses 2nm Samsung untuk GPU masa depan mereka, kemungkinan seri gaming berbasis arsitektur Rubin. Setelah sempat beralih ke TSMC pasca-masalah yield pada seri RTX 30, Nvidia kini melihat Samsung sebagai opsi dual-sourcing. Strategi ini jadi solusi di tengah padatnya kapasitas TSMC yang melayani klien-klien utama seperti Apple, sekaligus membuka peluang bagi Samsung kembali ke peta produksi GPU kelas atas.
Samsung sendiri punya peta jalan ambisius: memulai produksi massal 2nm (SF2) tahun 2025, melanjutkannya dengan versi perbaikan (SF2P) dan khusus AI (SF2X) di 2026, serta memperkenalkan SF2Z dengan teknologi *backside power delivery* (BSPDN) canggih di 2027 untuk efisiensi lebih baik. Tak berhenti di situ, Samsung juga membidik proses 1.4nm untuk bersaing dengan TSMC di masa depan.