Lenovo sebagai salah satu produsen PC terbesar di dunia, baru saja menggugat Asus, saingannya asal Taiwan, karena diduga menggunakan teknologi patennya tanpa izin. Gugatan tersebut mencakup berbagai aspek mulai software, hardware dan konektivitas di beberapa produk, termasuk laptop ZenBook milik Asus.
Lenovo mengklaim bahwa Asus telah melanggar empat patennya, yang berkaitan dengan metode untuk mengurangi langkah transmisi data, teknik manajemen daya wake-on LAN nirkabel, fitur scrolling diagonal dua jari, dan desain engsel yang memungkinkan laptop berubah menjadi tablet. Lenovo juga mengatakan bahwa perusahaannya telah menginvestasikan banyak dana untuk penelitian dan pengembangan untuk menciptakan inovasi-inovasi tersebut, dan menyatakan bahwa Asus telah mendapat keuntungan secara tidak adil dari mereka.
Lenovo juga menuntut ganti rugi atas kehilangan keuntungan dan perintah penghentian untuk menghentikan Asus dari menggunakan teknologi patennya lebih lanjut. Lenovo juga meminta Komisi Perdagangan Internasional AS (ITC) untuk mengeluarkan perintah pengecualian terbatas untuk mencegah impor produk Asus yang melanggar patennya ke AS. Hal tersebut berpotensi dapat menyebabkan larangan pada laptop Asus ZenBook, yang populer di kalangan konsumen dan profesional.
Untuk saat ini Asus belum memberikan tanggapan atas gugatan Lenovo, tetapi Lenovo telah menyatakan bahwa perusahaannya bersedia bernegosiasi dengan Asus untuk menyelesaikan sengketa dengan perjanjian lisensi silang. Namun, Asus sejauh ini menolak tawaran ini. Hasil dari pertempuran hukum ini akan memiliki implikasi besar bagi kedua perusahaan. Jika Lenovo menang, Asus harus berhenti menggunakan teknologi yang dipersengketakan atau membayar royalti kepada Lenovo untuk penggunaannya. Ini dapat merusak reputasi dan posisi pasar Asus. Sebaliknya, jika Asus menang, ia akan dapat terus menggunakan teknologi tersebut tanpa batasan.