Hampir 6 dari 10 orang kesulitan membedakan konten buatan AI dari aslinya. Fakta itu, terungkap dalam Studi Konsumen Terhubung Deloitte 2024, menjadi landasan peluncuran fitur deteksi deepfake secara real-time oleh HONOR. Mulai April 2025, setiap pengguna smartphone HONOR akan mendapat peringatan instan jika menemukan audio, gambar, atau video yang dicurigai sebagai rekayasa AI yang menjadi langkah pertama di industri smartphone yang menyasar keamanan digital berbasis perangkat.
Deepfake sendiri kini cukup meresahkan. Menurut data yang dihimpun oleh Entrust mengungkap setiap lima menit terjadi satu serangan deepfake tercatat sepanjang 2024. Di pusat pemilihan India, AS, dan Indonesia, manipulasi konten politik meledak hingga 1.550% dalam setahun. Sektor finansial dan hiburan online tak kalah parah: penipuan di iGaming meroket 1.520%, jauh meninggalkan fintech (533%) dan cryptocurrency (217%).
“Kami membangun sistem deteksi berlapis yang membaca apa yang tak terlihat mata manusia,” papar CTO HONOR dalam presentasi IFA 2024. Teknologi tersebut akan menyortir
- Cacat piksel dan distorsi pada batas objek
- Lonjakan framerate yang tak wajar dalam video
- Proporsi anatomi tidak alami, seperti telinga yang asimetris atau bayangan wajah yang “terlalu sempurna”
Langkah HONOR tersebut untuk dapat bersinergi dengan gerakan global dengan Microsoft yang kini kini mengaburkan wajah secara otomatis di Copilot, sementara chip Snapdragon X Elite Qualcomm menyematkan detektor McAfee langsung di perangkat. Sementara di tataran regulasi, koalisi C2PA yang diisi raksasa seperti Adobe dan Intel jugamempercepat standar sertifikasi konten.
Badan riset DARPA bahkan mengembangkan “pemeriksa fakta” berbasis AI yang menelusuri inkonsistensi naratif dalam deepfake. “Ini seperti membongkar kebohongan lewat logika cerita, bukan sekadar pixel,” jelas peneliti utama proyek Semantic Forensics.
Marco Kamiya, pakar keamanan siber UNIDO juga menegaskan: “Perangkat seluler menyimpan DNA digital kita—dari sidik jari hingga akses bank. Apabila dapat diretas via deepfake, dampaknya bisa setara krisis nasional.” Ancaman ini nyata: saat pemilu Meksiko dan Korea Selatan 2024 lalu dimana upaya gangguan berbasis deepfake melonjak 900-1.625%.
Dengan pasar deteksi deepfake yang diproyeksi tembus $15,7 miliar, inovasi HONOR bukan sekadar fitur tambahan. Ini babak baru dalam perlombaan senjata AI di mana pertahanan tak lagi hanya mengandalkan firewall, tapi kewaspadaan kolektif yang hidup di saku pengguna. Seperti kata pepatah digital: di era di mana kebohongan bisa disulap dalam 3 detik, satu detik peringatan bisa menyelamatkan demokrasi.