Microsoft berencana untuk meluncurkan konsol Xbox generasi berikutnya pada tahun 2028, sesuai dengan naskah transkrip yang bocor dari pertemuan yang berlangsung pada bulan Mei 2022
Pertemuan tersebut dihadiri oleh para eksekutif teratas Microsoft seperti CEO Satya Nadella, CFO Amy Hood, dan kepala gaming Phil Spencer, sebagai bagian dari pertempuran hukum perusahaan dengan Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC), yang mencoba untuk menghalangi akuisisi Microsoft terhadap Activision Blizzard, publisher game populer seperti Call of Duty dan Overwatch.
Transkrip tersebut juga mengungkapkan bahwa tim gaming Microsoft membahas kemungkinan memiliki spesifikasi perangkat keras yang lebih fleksibel untuk konsol Xbox berikutnya, yang mereka sebut “gen 10”. Mereka mengusulkan bahwa konsol tersebut dapat memungkinkan para developer untuk memanfaatkan kemampuan hardware yang unik, sambil tetap menjaga target platform yang jelas.
Transkrip tersebut juga mengkonfirmasi bahwa Microsoft dan Sony, pembuat konsol PlayStation, diperkirakan akan merilis konsol generasi berikutnya pada musim gugur tahun 2028 paling awal. Kedua perusahaan meluncurkan konsol generasi saat ini, Xbox Series X/S dan PS5, pada November 2020, di tengah kelangkaan pasokan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Microsoft sebelumnya telah menyatakan bahwa mereka tidak berminat untuk merilis upgrade pertengahan untuk Series X/S, karena mereka percaya hal itu akan menciptakan terlalu banyak kompleksitas bagi para pengembang dan pemain. Sebaliknya, mereka ingin fokus pada penyediaan game dan layanan terbaik untuk hardware yang sudah ada.
Di sisi lain,Sony telah dikabarkan sedang mengerjakan konsol PS5 Pro, yang dapat menawarkan kinerja dan fitur yang lebih baik. Namun, Sony belum secara resmi mengkonfirmasi atau membantah spekulasi ini.
Perang konsol generasi berikutnya diperkirakan akan sengit, karena baik Microsoft maupun Sony bersaing untuk mendapatkan perhatian dan loyalitas para pemain di seluruh dunia. Akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft dapat memberikannya keunggulan atas Sony, karena akan mendapatkan akses ke beberapa waralaba game paling populer dan menguntungkan di industri ini.
Namun, kesepakatan tersebut sedang menghadapi pengawasan regulasi dari FTC dan otoritas lainnya, yang khawatir tentang dampaknya pada persaingan dan pilihan konsumen. Kesepakatan ini bernilai $68,7 miliar, menjadikannya salah satu akuisisi terbesar dalam sejarah dunia game.