Ada kalanya sebuah jam tangan diciptakan bukan sekadar untuk menunjuk waktu, melainkan untuk menceritakan ulang sebuah obsesi. Casio sepertinya paham betul akan hal ini saat mereka mengungkap kolaborasi terbarunya di Jepang, Edifice ECB-2300HR-1A. Kali ini, mereka menarik garis waktu jauh ke belakang, tepatnya ke sirkuit Meksiko, 24 Oktober 1965.
Bagi penggemar Formula 1, tanggal tersebut terbilang sakral. Saat itu, di tengah dominasi mesin V8 Eropa, Honda datang dengan kenekatan khas insinyur Jepang, sebuah mesin V12 1,5 liter yang dipasang melintang pada sasis RA272. Hasilnya? Richie Ginther menyentuh garis finish pertama. Itu adalah kemenangan F1 pertama untuk mobil buatan Jepang, sebuah momen “Goliath tumbang” yang kini diterjemahkan Casio ke dalam dimensi 50,2 milimeter.
Pendekatan desainnya terasa sangat spesifik, bahkan cenderung fanatik. Alih-alih sekadar menempel logo, Casio mengadopsi cat Championship White yang sama persis dengan bodi RA272 pada cincin bezelnya. Warna putih gading yang khas itu dilapisi top coat tebal yang meniru kilau cat mobil balap era 60-an. Di pelat jam, nuansa Jepang juga dipertegas lewat aksen merah yang melingkar, merujuk pada motif “Hinomaru” atau matahari terbit yang dulu tersemat di moncong mobil Ginther.
Detail paling emosional justru disembunyikan. Di balik frame, terukir frasa “Veni, Vidi, Vici” pada cincin bantalan emas. Kalimat Julius Caesar ini adalah pesan radio legendaris yang dikirim manajer tim Honda ke markas pusat di Tokyo sesaat setelah bendera finish dikibarkan.
Secara teknis, jam tangan ini tetaplah sebuah Edifice modern yang tangguh. Material komposit karbon dan baja tahan karat menjaga bobotnya tetap di angka 67 gram. Subdial di posisi jam 9 dirancang meniru tachometer analog RA272, lengkap dengan jarum dan zona merah yang presisi. Di balik tampilan klasiknya, fitur Tough Solar dan konektivitas Bluetooth via aplikasi CASIO WATCHES memastikan jam ini relevan untuk kebutuhan modern, mulai dari sinkronisasi waktu otomatis di 38 kota hingga pencari ponsel.
Tali jamnya pun bercerita, bagian luar menggunakan kulit nappa dengan cetak timbul skema mesin V12 yang rumit, sementara bagian dalam dilapisi ultra-suede untuk kenyamanan.
Bagi mereka yang ingin mengenakan potongan sejarah ini, Casio mematok harga ¥66,000 (sekitar Rp6,8 juta). Unit ini dijadwalkan masuk pasar Jepang pada Maret 2026, sebuah penantian yang cukup panjang, namun sepadan bagi kolektor yang mengerti arti sebuah kemenangan pertama.










