Apple resmi mencatat tonggak sejarah baru dengan telah mengirimkan 3 miliar unit iPhone sejak perangkat pertama kali diluncurkan pada tahun 2007. CEO Apple, Tim Cook, mengumumkan pencapaian ini dalam panggilan laporan pendapatan kuartal ketiga perusahaan. iPhone pertama diluncurkan 17 tahun lalu, dan penjualan ke-1 miliar tercapai pada 2016. Selanjutnya, pengiriman ke-2 miliar terjadi pada 2021, dan kini hanya dalam waktu empat tahun, angka 3 miliar berhasil dilewati.
Cook juga menyebut bahwa iPhone mencatatkan pertumbuhan dua digit pada kuartal ini, menyumbang pada total pendapatan perusahaan sebesar $94 miliar, atau naik 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut analis Apple ternama Mark Gurman, lonjakan penjualan iPhone pada periode ini kemungkinan dipicu oleh kekhawatiran konsumen terhadap potensi kenaikan harga akibat kebijakan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump.
Berbicara soal tarif, Apple dilaporkan merugi sekitar $800 juta akibat kebijakan ini selama kuartal yang berakhir Juni. Cook memperkirakan kerugian tersebut akan meningkat menjadi $1,1 miliar pada kuartal berikutnya yang berakhir pada September.
Menjelang peluncuran iPhone generasi terbaru yang diprediksi akan diumumkan pada bulan September mendatang, Gurman juga mengungkap rencana Apple untuk menghadirkan iPhone 17 Air. Model ini dikabarkan hadir dengan desain ultra-tipis, satu lensa kamera, prosesor A19, modem internal Apple, dan layar 6,6 inci. Harganya diperkirakan sekitar $900, atau sekitar $100 lebih mahal dari iPhone 16 standar dan sebanding dengan iPhone 16 Plus.
Selain merayakan pencapaian pengiriman iPhone ke-3 miliar, Cook juga menegaskan bahwa Apple sedang memperbesar investasi di sektor kecerdasan buatan (AI). Ia tidak menutup kemungkinan adanya akuisisi strategis untuk mempercepat pengembangan AI di ekosistem Apple, meskipun belum menyebutkan perusahaan target yang spesifik.
Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan dominasi iPhone di pasar global, tetapi juga menandai babak baru Apple yang mulai berfokus lebih serius pada AI sebagai strategi pertumbuhan masa depan.