Setelah lebih dari dua dekade, Portable Network Graphics (PNG) menjadi format gambar digital yang telah menjadi tulang punggung internet sejak pertengahan 1990-an kini memasuki era baru. Pada 24 Juni 2025, World Wide Web Consortium (W3C) secara resmi meluncurkan PNG Specification Third Edition, atau PNG 3.0, sebuah pembaruan monumental yang siap mengubah cara kita melihat dan berbagi konten visual di dunia maya.
Sejak awal kemunculannya, PNG dikenal sebagai alternatif GIF yang lossless dan bebas paten. Keunggulannya terletak pada kemampuan mendukung grafik warna terindeks hingga gambar truecolor dengan transparansi alfa, menjadikannya pilihan favorit desainer web untuk gambar yang jernih dengan latar belakang transparan. Fitur streaming progresif turut meningkatkan pengalaman pengguna, sementara pemeriksaan integritas data memastikan transfer yang aman. Tak hanya itu, kemampuan menyematkan informasi ruang warna menjamin konsistensi reproduksi warna di berbagai perangkat, sebuah aspek krusial bagi para profesional kreatif.
Namun, versi PNG sebelumnya, yang dirilis pada 2003, mulai terasa usang di tengah tuntutan visual modern. Ketiadaan dukungan asli untuk animasi dan High Dynamic Range (HDR) menjadi celah yang dimanfaatkan oleh format lain seperti WebP dan AVIF, yang menawarkan efisiensi kompresi dan fitur lebih canggih. GIF animasi pun sempat merajai konten bergerak di internet.
Pembaruan PNG 3.0 membawa tiga inovasi fundamental yang mengubah lanskap digital:
Pertama, Dukungan Animasi Asli melalui Animated PNG (APNG). Sebelumnya hanya ekstensi tidak resmi, APNG kini terintegrasi penuh ke dalam standar PNG. Ini membuka jalan bagi gambar animasi lossless dengan transparansi yang superior dibandingkan GIF, khususnya bagi desainer UI/UX dan pengiklan digital yang mendambakan kualitas dan fidelitas warna lebih tinggi tanpa mengorbankan kompatibilitas.
Kedua, Pencitraan High Dynamic Range (HDR) dan Wide Color Gamut (WCG). PNG 3.0 kini mendukung alur kerja HDR10 dan Dolby Vision, memungkinkan representasi rentang luminansi dan warna yang jauh lebih luas. Peningkatan ini vital untuk bidang profesional seperti pencitraan medis, pelestarian seni digital, dan e-commerce, di mana akurasi warna dan detail dalam bayangan serta sorotan sangatlah penting. Menariknya, kemampuan HDR ini diimplementasikan dengan overhead minimal, hanya empat byte tambahan, menunjukkan kecerdasan rekayasa.
Ketiga, Integrasi Metadata EXIF Resmi. Untuk pertama kalinya, berkas PNG dapat menyematkan metadata EXIF terstandarisasi, termasuk pengaturan kamera, informasi hak cipta, dan data esensial lainnya. Fitur ini menyelaraskan PNG dengan standar fotografi dan pengarsipan modern, mempermudah manajemen gambar, perlindungan hak cipta, serta optimasi mesin pencari bagi penerbit web.
Pembaruan ini tidak hanya menghidupkan kembali relevansi PNG di tengah persaingan format baru, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pilihan terpercaya untuk kompresi lossless, transparansi, dan kini fidelitas warna tingkat lanjut. Pengakuan dari institusi seperti Perpustakaan Kongres A.S. dan Arsip Nasional Australia yang merekomendasikan PNG untuk pengarsipan digital, semakin menegaskan keandalan dan umur panjang format ini.