Microsoft dikabarkan mengalami penundaan dalam produksi massal chip AI generasi terbarunya, Maia, hingga setidaknya tahun 2026, mundur dari jadwal semula pada 2025. Laporan ini diungkap oleh The Information dengan mengutip tiga sumber yang terlibat langsung dalam pengembangan chip tersebut.
Chip yang memiliki nama sandi Braga ini awalnya direncanakan untuk digunakan di pusat data Microsoft pada tahun ini. Namun, sejumlah hambatan seperti perubahan desain yang tidak terduga, keterbatasan tenaga kerja, dan tingkat pergantian karyawan yang tinggi disebut menjadi faktor utama yang menyebabkan keterlambatan produksi.
Saat nantinya diluncurkan, Braga diperkirakan belum mampu menyaingi performa chip AI Blackwell milik Nvidia yang telah diperkenalkan pada akhir 2024. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Microsoft, terutama di tengah upaya besar mereka untuk mengurangi ketergantungan pada chip Nvidia yang berbiaya tinggi.
Sebagaimana perusahaan teknologi besar lainnya, Microsoft tengah berfokus mengembangkan prosesor khusus untuk keperluan AI dan aplikasi umum, demi efisiensi biaya dan peningkatan performa. Kompetitornya seperti Amazon dan Google juga telah melangkah lebih jauh dengan chip buatan sendiri yang dioptimalkan untuk kebutuhan cloud mereka masing-masing.
Google berhasil mencatat kemajuan melalui Tensor Processing Units (TPU) dan pada April lalu mengumumkan chip AI generasi ketujuhnya yang dirancang untuk mempercepat kinerja aplikasi berbasis AI. Sementara itu, Amazon juga memperkenalkan chip AI Trainium3 generasi terbaru pada Desember yang akan tersedia akhir tahun ini.
Microsoft pertama kali memperkenalkan Maia pada November 2023, namun realisasi penggunaannya dalam skala besar masih tertinggal dibanding pesaingnya. Penundaan ini bisa mempengaruhi posisi Microsoft dalam persaingan teknologi AI di masa mendatang.