Perusahaan induk dari TikTok, ByteDance baru saja resmi meluncurkan aplikasi kecerdasan buatan (AI) terbarunya bernama Jimeng AI. Aplikasi tersebut hadir sebagai pesaing dari Sora milik OpenAI. Jimeng AI kini telah tersedia melalui Apple App Store dan Google Play Store di China.
Jimeng AI, yang berarti “mimpi instan” dalam bahasa Indonesia, memungkinkan pengguna menciptakan video dan gambar pendek hanya dengan memasukkan teks perintah. Aplikasi tersebut mampu menghasilkan video berdurasi singkat, hanya saja kualitas outputnya masih di bawah Sora. Meski demikian, kecepatan pemrosesan dan integrasi mulus dengan produk-produk ByteDance lainnya menjadi nilai jual utama Jimeng AI bagi pengguna yang membutuhkan solusi pembuatan konten cepat.
Aplikasi tersebut menawarkan layanan gratis dengan kuota pembuatan 29 video atau 80 gambar per bulan. Bagi pengguna yang membutuhkan lebih, tersedia paket berlangganan mulai dari 69 yuan (sekitar Rp140 ribu) per bulan. Meskipun kualitas outputnya masih kalah dari Sora, Jimeng AI tetap kompetitif di pasar China, terutama karena OpenAI membatasi akses layanannya di daratan China, Hong Kong, dan Macau.
Peluncuran Jimeng AI terjadi saat permintaan aplikasi AI generatif sedang melonjak di China. Pasar generasi video AI diproyeksikan tumbuh pesat, mencapai 9,3 miliar yuan pada 2026 dari hanya 8 juta yuan pada 2021. Jimeng AI harus bersaing dengan pemain besar seperti Sora, serta produk lokal dari Alibaba, Tencent, dan startup lainnya. Bahkan, Tora milik Alibaba berbasis pada teknologi Sora juga menunjukkan interkoneksi yang kuat dalam industri ini.
Jimeng AI awalnya dirilis sebagai aplikasi desktop pada Mei 2024, Jimeng AI kemudian diluncurkan secara terbatas untuk perangkat Android pada Juli lalu. Ekspansi ke platform besar seperti Apple App Store merupakan langkah strategis ByteDance untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterlibatan pengguna. Langkah ini penting karena memungkinkan Jimeng AI memanfaatkan minat yang terus tumbuh terhadap alat AI generatif, terutama di kalangan pembuat konten yang mengedepankan efisiensi.
Jimeng AI dipimpin oleh Kelly Zhang Nan, mantan CEO Douyin, versi TikTok untuk pasar China. Kepemimpinannya menunjukkan komitmen kuat ByteDance untuk memanfaatkan keahliannya dalam video dan pembuatan konten guna meningkatkan kemampuan Jimeng AI. ByteDance berharap Jimeng AI dapat menjadi pemain utama di pasar AI generatif China. Meskipun masih tertinggal dalam kualitas output dibandingkan pesaing, kecepatan pemrosesan dan integrasi ekosistem ByteDance bisa menjadi keunggulan kompetitif. Perkembangan Jimeng AI akan terus menjadi sorotan, terutama dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan perubahan preferensi konsumen yang cepat.