Xiaomi baru saja mengumumkan kebijakan baru terkait pembukaan bootloader dan update HyperOS, sistem operasi berbasis Android yang akan menggantikan MIUI pada perangkat-perangkat terbaru mereka. HyperOS menjanjikan pengalaman pengguna yang lebih lancar, cepat, dan tersedia pertama kali di Xiaomi 14 Series. Namun, perusahaan asal China tersebut juga mengungkapkan beberapa langkah ketat yang akan memengaruhi pengguna yang ingin membuka bootloader atau menerima update HyperOS.
Bootloader merupakan program yang berjalan sebelum sistem operasi dimulai dan menentukan software mana yang akan dimuat. Membuka bootloader memungkinkan pengguna untuk menginstal custom ROM, melakukan root pada perangkat, maupun mengubah pengaturan sistem. Namun, membuka bootloader juga menghadirkan risiko keamanan potensial, seperti malware, pencurian data, atau perangkat menjadi tidak berfungsi.
Sebelumnya, Xiaomi selalu mengizinkan penggunanya untuk membuka bootloader, dengan beberapa syarat. Pengguna hanya perlu mengajukan permohonan melalui aplikasi Windows dan menunggu satu minggu hingga mereka menerima kode konfirmasi. Setelah itu, mereka dapat menggunakan kode tersebut untuk membuka bootloader melalui kabel USB dan PC.
Namun, dengan diperkenalkannya HyperOS, Xiaomi memutuskan untuk membuat proses pembukaan bootloader lebih sulit dan membatasi jumlah pembukaan per tahunnya. Menurut Xiaomi pengguna di China yang ingin membuka bootloader perangkat HyperOS harus mencapai level 5 di forum komunitas Xiaomi, yang memerlukan posting setidaknya 100 thread dan 500 balasan. Sementara bagi pengguna di luar China harus menunggu pengumuman resmi tentang bagaimana proses pembukaan baru akan berfungsi. Selain itu, pengguna hanya dapat membuka tiga perangkat per tahun, terlepas dari lokasi mereka.
Xiaomi juga menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan update HyperOS kepada perangkat dengan bootloader yang dibuka, baik yang menjalankan HyperOS maupun MIUI 14. Ini berarti pengguna yang membuka bootloader akan kehilangan akses ke fitur terbaru, patch keamanan, dan perbaikan bug dari Xiaomi. Perusahaan berpendapat bahwa ini dilakukan untuk melindungi data dan privasi pengguna serta mencegah modifikasi sistem yang tidak sah.
Pengguna yang telah membuka bootloader masih dapat mengunci kembali dan menerima pembaruan HyperOS. Namun, mengunci bootloader akan menghapus semua data di perangkat, jadi pengguna disarankan untuk mencadangkan file mereka sebelum melakukannya.
Kebijakan baru Xiaomi ini telah memicu reaksi beragam dari pengguna dan komunitas teknologi. Beberapa pengguna menyatakan kekecewaan dan frustrasi, menganggap Xiaomi membatasi kebebasan dan pilihan mereka. Yang lain mendukung keputusan Xiaomi, mengatakan bahwa ini diperlukan untuk memastikan keamanan dan stabilitas perangkat. Beberapa pengguna juga menyarankan agar Xiaomi menawarkan opsi untuk tetap menggunakan MIUI 14 dan mengabaikan pembaruan HyperOS, yang lebih kompatibel dengan ROM kustom dan modifikasi.
Xiaomi bukan perusahaan pertama yang memberlakukan aturan ketat terkait pembukaan bootloader dan pembaruan. Produsen smartphone lain, seperti Huawei, Samsung, dan Motorola, juga telah menerapkan kebijakan serupa di masa lalu. Namun, kebijakan Xiaomi lebih ketat dan memengaruhi lebih banyak pengguna, karena Xiaomi dikenal dengan perangkat yang terjangkau dan berkinerja tinggi yang menarik banyak penggemar dan pengembang modifikasi.
Xiaomi belum mengungkapkan kapan kebijakan baru ini akan berlaku atau bagaimana mereka akan mengawasinya. Belum jelas apakah kebijakan ini akan berlaku untuk semua perangkat Xiaomi atau hanya perangkat baru yang menjalankan HyperOS. Xiaomi mengatakan bahwa mereka akan memberikan lebih banyak detail dan panduan kepada pengguna di masa depan.