SHARE
Handphone

Produsen smartphone asal China, Xiaomi baru saja dilaporkan tengah mempertimbangkan perubahan signifikan dalam kebijakan perangkat lunak mereka. Menurut laporan terbaru, perusahaan tersebut mungkin merencanakan untuk menghapus fitur “unlocking bootloader” bagi pengguna global yang juga mengikuti langkah serupa di China. Apabila kabar tersebut dikonfirmasi, keputusan tersebut memiliki implikasi luas bagi komunitas Xiaomi, yang selama ini menghargai kebebasan untuk menyesuaikan perangkat mereka.

“Unlocking bootloader” merupakan fitur penting yang memungkinkan pengguna untuk menginstal custom ROM, melakukan “root” pada perangkat mereka, dan mendapatkan kontrol administratif atas smartphone mereka. Fitur ini telah menjadi salah satu nilai jual utama Xiaomi yang menarik pengguna yang paham teknologi dan menghargai fleksibilitas serta opsi penyesuaian secara personal.

Apabila Xiaomi menerapkan larangan global terhadap “unlocking bootloader”, hal ini akan secara signifikan membatasi opsi penyesuaian yang tersedia bagi pengguna. Banyak yang mengandalkan custom ROM untuk kinerja yang lebih baik, pembaruan keamanan, atau fitur unik. Membatasi akses “bootloader” secara efektif mengikat pengguna pada perangkat lunak resmi Xiaomi yang berpotensi membatasi kemampuan pengguna untuk menyesuaikan perangkat sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.

Sistem operasi terbaru Xiaomi, HyperOS 2.0 yang akan datang akan diluncurkan bersama dengan seri Xiaomi 15, diperkirakan akan menerapkan “kunci bootloader” secara penuh. Sistem operasi baru ini kemungkinan akan semakin membatasi akses pengguna ke “bootloader”, sehingga lebih sulit bagi pengguna untuk menyesuaikan perangkat mereka.

Komunitas Xiaomi sedang mengamati perkembangan ini dengan campuran kekhawatiran dan spekulasi. Meskipun perusahaan belum secara resmi mengkonfirmasi maupun menyangkal laporan tersebut, implikasi potensial bagi pengguna cukup signifikan. Banyak yang berharap Xiaomi akan mempertimbangkan kembali rencananya dan terus memprioritaskan kebebasan pengguna.

 

LAINNYA DARI MASTEKNO
Software
YouTube Luncurkan Recap 2025 dengan Kartu Personal dan Insight Kebiasaan Menonton

YouTube resmi menghadirkan fitur Recap 2025 pertama kalinya di platform utama, memberikan rangkuman personal tentang...

Handphone
Baterai Besar & Layar Lebar! Nubia Fold Hadir Bareng Nubia Flip 3

ZTE melalui lini Nubia resmi meluncurkan dua smartphone lipat terbaru di Jepang, menghadirkan opsi model...

Cyber Life
AWS Perkenalkan Frontier AI Agents untuk Perusahaan, Mampu Beroperasi Mandiri Selama Berhari-Hari

Amazon Web Services (AWS) resmi meluncurkan frontier agents, kelas baru agen kecerdasan buatan (AI) otonom...

Hardware
Samsung Kembangkan Memori Kencang GDDR7 40 Gbps

Samsung Electronics kembali mengukuhkan posisinya dalam peta persaingan semikonduktor global. Di tengah gelaran Korea Tech...

Games
Suda51 Percepat Perilisan ‘Romeo is a Dead Man’, Sindir Penundaan GTA 6

Teka-teki mengenai proyek ambisius Grasshopper Manufacture akhirnya terjawab. Studio yang identik dengan gaya punk-rock dalam...

Cyber Life
Kejar Ketertinggalan AI, Meta Pangkas Anggaran Metaverse

Ambisi Mark Zuckerberg membangun dunia virtual tampaknya harus berhadapan dengan realita pahit pasar. Laporan terbaru...

Electronic & Acc
Jmgo O3, Proyektor 100 Inci dari Jarak Sejengkal

Ruang tamu sempit di apartemen urban seringkali menjadi penghalang bagi penikmat hiburan rumahan. Merespons keterbatasan...

Hardware
ViewSonic Perkenalkan Monitor Gaming Dual Mode Lewat Seri XG323B

ViewSonic kembali memperkenalkan monitor gaming terbarunya. Kali ini, pabrikan asal China tersebut mencoba mengisi celah...

Software
DeepSeek Tantang OpenAI dengan Pendekatan Hemat Daya

Industri kecerdasan buatan (AI) seolah dikejutkan pada pekan ini. Di saat OpenAI dan Google sibuk...