Bocoran mengenai smartwatch generasi terbaru dari Xiaomi sedang jadi perbincangan hangat di kalangan pencinta teknologi. Perangkat yang disebut-sebut membawa banyak peningkatan ini digadang-gadang akan menjadi standar baru, terutama untuk daya tahan baterai.
Kabar terbaru menyebut smartwatch Xiaomi ini punya daya tahan yang lebih baik. Kapasitas baterainya dikabarkan minimal 930mAh, lompatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan pendahulunya seperti Watch S4 (486mAh) dan Watch 2 Pro (495mAh). Bahkan OnePlus Watch 3 yang klaimnya bisa bertahan 120 jam saja hanya memakai baterai 648mAh. Dengan baterai sebesar itu, bisa dipastikan jam tangan ini sanggup menemani aktivitas harian pengguna lebih lama, tanpa perlu sering-sering mengisi daya. Apalagi, bocoran juga menyertai kabar fitur pengisian daya cepat.
Selain soal baterai, urusan konektivitasnya juga tak kalah mengejutkan. Tidak seperti jam tangan pintar pada umumnya yang masih mengandalkan teknologi eSIM, perangkat baru ini disinyalir bakal mengusung teknologi eUICC. Fitur eUICC ini sangat menarik karena memungkinkan pengguna berganti operator seluler secara fleksibel, tanpa harus repot mengganti kartu SIM fisik. Tentu saja, ini akan sangat membantu bagi para pelancong atau pengguna yang sering ganti-ganti penyedia layanan.
Ada hal lain yang cukup menarik. Kabarnya, model baru ini bukanlah penerus Watch 2 Pro, melainkan versi baru dari seri Watch S. Buktinya, jam tangan ini disebut akan menggunakan sistem operasi HyperOS buatan Xiaomi sendiri, bukan Google Wear OS. Ini bisa jadi langkah strategis Xiaomi untuk memberikan identitas yang lebih kuat pada setiap lini produk jam tangan pintarnya.
Waktu peluncuran jam tangan pintar ini diperkirakan akan berbarengan dengan peluncuran besar-besaran produk Xiaomi di kuartal ketiga tahun 2025. Bersamaan dengan jam tangan ini, Xiaomi juga akan merilis seri smartphone premium Xiaomi 16, tablet Pad 8, dan berbagai perangkat pintar lainnya. Dengan pendekatan ekosistem yang terintegrasi ini, Xiaomi berusaha untuk menguatkan ekosistem perangkat keras dan lunak mereka.
Jika bocoran ini benar-benar terwujud, jam tangan pintar Xiaomi ini tidak hanya akan mendefinisikan ulang ekspektasi soal ketahanan baterai, tetapi juga soal fleksibilitas dan integrasi ekosistem. Persaingan di pasar perangkat wearable yang selama ini dikuasai oleh Apple dan Samsung pun diprediksi akan semakin memanas. Jadi, para penggemar gawai sebaiknya bersiap-siap menanti gebrakan Xiaomi pada peluncuran musim gugur mereka nanti.