Meta dilaporkan menghentikan sementara proses rekrutmen di divisi kecerdasan buatan (AI) yang baru dibentuk. Perusahaan teknologi raksasa asal Menlo Park ini tidak lagi merekrut peneliti dan insinyur AI dari perusahaan pesaing maupun melakukan strategi reverse-acqui hire dari startup kecil berbasis teknologi serupa. Meski alasan pasti belum diungkapkan, keputusan ini muncul seiring kabar restrukturisasi Superintelligence Labs yang kini dibagi menjadi empat kelompok khusus. Selain itu, Meta juga dikabarkan tengah mempertimbangkan pengurangan tim AI demi manajemen ruang kerja yang lebih efisien.
Mengutip laporan The Wall Street Journal, pembekuan rekrutmen ini dilakukan sejak minggu lalu setelah Meta merekrut lebih dari 50 peneliti AI dengan tawaran gaji mencapai jutaan dolar. Langkah ini cukup mengejutkan, mengingat dalam beberapa bulan terakhir CEO Meta, Mark Zuckerberg, gencar memburu talenta AI dari perusahaan besar seperti Anthropic, Google, OpenAI, hingga Microsoft. Bahkan, Meta juga telah mengakuisisi sejumlah startup AI untuk menarik talenta terbaik mereka. Salah satu upaya yang sempat menjadi sorotan adalah tawaran akuisisi senilai 1 miliar dolar AS kepada Thinking Machines Lab, startup milik mantan COO OpenAI Mira Murati, yang akhirnya tidak berhasil.
Seorang juru bicara Meta mengonfirmasi pembekuan rekrutmen ini kepada WSJ. Ia menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari perencanaan organisasi untuk membangun struktur yang solid dalam upaya pengembangan superintelligence, sejalan dengan proses perencanaan dan penganggaran tahunan perusahaan.
Menariknya, pembekuan rekrutmen ini terjadi bersamaan dengan restrukturisasi besar di tubuh Superintelligence Labs. Berdasarkan laporan, divisi tersebut kini dibagi menjadi empat fokus utama: penelitian AI, pengembangan superintelligence, pembangunan serta penerapan fitur berbasis AI untuk produk Meta, dan penguatan infrastruktur termasuk pusat data serta perangkat keras AI.