Keiichiro Toyama, sosok di balik kesuksesan seri Silent Hill, siap menghadirkan proyek game terbarunya, Slitterhead, pada 8 November 2024. Game horor aksi-petualangan ini menjanjikan pengalaman unik yang mencerminkan komitmen Toyama terhadap orisinalitas, meskipun dengan sedikit kekurangan. Dalam wawancara dengan GameRant, Toyama mengungkapkan filosofinya: “Sejak Silent Hill pertama, kami selalu berkomitmen untuk menghadirkan sesuatu yang segar dan orisinal, bahkan jika itu berarti sedikit kasar di tepinya.”
Slitterhead juga menjadi game perdananya dengan Bokeh Game Studio, yang didirikan oleh Toyama pada tahun 2020 setelah meninggalkan Sony Japan Studio. Bersama dengannya, ada desainer terkenal Junya Okura dan Kazunobu Sato, yang keduanya memiliki pengalaman luas dalam menciptakan pengalaman bermain game yang menarik. Studio ini bertujuan untuk menciptakan niche di lanskap game dengan fokus pada mekanika gameplay inovatif dan storytelling yang beresonansi dengan pemain secara pribadi.
Toyama terinspirasi oleh karya-karyanya sebelumnya, terutama Siren, yang memperkenalkan pemain ke dunia yang penuh dengan narasi saling terkait dan elemen horor bertahan hidup. Dalam Slitterhead, pemain akan menjelajahi Kowlong, sebuah kota fiksi yang terinspirasi oleh Hong Kong, di mana mereka akan bertemu dengan monster mengerikan yang disebut Slitterhead yang menyamar sebagai manusia. Protagonis dalam game ini adalah roh bernama Hyoki, yang memiliki berbagai NPC untuk melawan musuh-musuh mengerikan ini.
Salah satu fitur menonjol dari Slitterhead adalah sistem posesi. Pemain dapat beralih di antara berbagai tubuh manusia sesuai keinginan yang memungkinkan gameplay dinamis yang menekankan kecepatan dan strategi. Mekanika ini tidak hanya meningkatkan pertarungan tetapi juga menambah lapisan kompleksitas karena pemain harus menyesuaikan taktik mereka berdasarkan kemampuan tubuh mereka saat ini.
Toyama menyatakan bahwa ia bertujuan untuk menciptakan game yang menyeimbangkan aksi dengan horor psikologis. Ia menjelaskan bahwa sementara game horor tradisional seringkali mengandalkan jump scare, Slitterhead akan fokus pada membangun ketegangan melalui narasi dan pengembangan karakter. Pendekatan ini berakar pada keinginan Toyama untuk membangkitkan respons emosional yang lebih dalam dari pemain, menarik mereka ke dalam atmosfer yang meresahkan dalam game.
Elemen estetika dan tematik Slitterhead sangat dipengaruhi oleh komik dewasa Jepang (seinen manga), yang sering mengeksplorasi tema-tema gelap dan karakter kompleks. Toyama percaya bahwa pengaruh ini akan membantu menciptakan karakter yang dapat dihubungkan oleh pemain. Ia mencatat, “Jika Anda ingin pemain dapat berhubungan dengan cerita, Anda perlu mereka dapat berhubungan dengan karakter dalam cerita.”
Setting game mencerminkan nostalgia Toyama untuk lingkungan perkotaan yang telah berubah seiring waktu, menangkap perasaan kekacauan dan kesepian yang mengingatkan pada Asia Timur tahun 1990-an.