Tepat sehari setelah dinyatakan bebas dari tuduhan penipuan akuntansi oleh Pengadilan Tinggi Seoul, Bos Samsung Electronics, Lee Jae-Yong langsung memulai babak baru. Pada 4 Februari, ia akan menyambut CEO OpenAI Sam Altman dalam pertemuan strategis.
Pertemuan tersebut juga menjadi ujian pertama kepemimpinan Lee setelah satu dekade terbelit kasus hukum, sekaligus sinyal kuat ambisi Samsung merebut kembali tahta inovasi.
Pembebasan Lee pada 3 Februari menutup kisah panjang ketidakpastian hukum yang sempat membayangi keputusan strategis Samsung. Namun, tantangan baru kini mengintai, divisi semikonduktor perusahaan tercatat tertinggal dari rival lokal seperti SK Hynix, yang sukses menguasai 65% pasar chip HBM untuk data center AI global. Di kuartal IV 2025, laba operasi Samsung bahkan kalah tipis dari pesaingnya. Tekanan makin nyata saat Altman tiba dengan agenda kolaborasi AI yang disebut-sebut bisa mengubah peta persaingan.
Menurut informasi internal perusahaan mengungkap, fokus utama pertemuan ini adalah integrasi model generatif OpenAI seperti ChatGPT ke dalam ekosistem produk konsumen Samsung. Dari TV yang mampu menganalisis preferensi penonton hingga asisten virtual berbasis AI di smartphone, kolaborasi ini ditujukan untuk menyaingi dominasi Google Gemini di perangkat pintar.
Yang lebih ambisius, kedua pihak dikabarkan merancang kemitraan di bidang desain chip AI. OpenAI, yang berambisi lepas dari ketergantungan pada Nvidia, sedang mengembangkan prosesor khusus untuk bersaing dengan perusahaan China seperti DeepSeek. Samsung, dengan keahlian memori HBM-nya, bisa menjadi mitra kunci. Jika terwujud, aliansi tersebut akan mempercepat proyek chip OpenAI sekaligus membuka pasar baru bagi Samsung di tengah lesunya bisnis foundry.
Kunjungan Altman ke Seoul bukan kebetulan. Ini bagian dari misi global CEO OpenAI untuk mengamankan dukungan bagi proyek Stargate, pusat data AI senilai $100 miliar yang digarap bersama Oracle dan SoftBank. Namun, terobosan DeepSeek baru-baru ini menawarkan performa setara ChatGPT dengan biaya 40% lebih rendah, memaksa Altman mencari sekutu yang bisa menekan biaya produksi.
Bagi Samsung, kolaborasi ini adalah kesempatan emas. Bisnis semikonduktor mereka terancam merugi triliunan won akibat lambatnya adopsi teknologi AI. Lee Jae-Yong sendiri telah beberapa kali menyebut inovasi “tanpa preseden” sebagai kunci kebangkitan, dengan rencana peluncuran produk AI perdananya pada akhir 2025.
Meski terbilang menjanjikan, aliansi ini bukan tanpa risiko. OpenAI dikenal dengan tuntutan investasi besar yang menjadi faktor yang mungkin memberatkan Samsung yang masih dalam fase pemulihan finansial. Di sisi lain, keahlian Samsung dalam produksi massal bisa jadi senjata untuk menekan biaya operasi OpenAI.