Raksasa industri game asal Jepang, Nintendo baru saja mengungkapkan strategi komprehensif untuk memerangi praktik penimbun atau scalping yang kerap terjadi menjelang perilisan konsol baru. Rencana tersebut diungkap langsung oleh presiden Nintendo, Shuntaro Furukawa, dalam pertemuan pemegang saham baru-baru ini dengan fokus utama pada Nintendo Switch 2.
Furukawa menegaskan bahwa langkah krusial dalam melawan penimbun adalah memastikan ketersediaan konsol yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar. Hal ini menjadi respons langsung atas permasalahan yang muncul saat peluncuran Nintendo Switch generasi pertama, dimana penimbun dengan cepat memborong stok konsol dan menjualnya kembali dengan harga tinggi.
Dengan meningkatkan produksi Switch 2 secara signifikan, Nintendo berambisi untuk membuat konsol ini mudah didapatkan oleh konsumen, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk membeli dari penimbun.
Selain itu masalah kelangkaan chip semikonduktor yang sempat menghambat produksi Nintendo Switch kini telah teratasi. Furukawa meyakinkan bahwa masalah tersebut tidak akan mengganggu produksi Switch 2, sehingga perusahaan dapat menjaga pasokan konsol tetap stabil.
Meskipun Furukawa masih belum merinci langkah-langkah tambahan yang akan diambil, ia menyebutkan bahwa perusahaannya sedang mempertimbangkan berbagai opsi yang sesuai dengan hukum dan peraturan di setiap wilayah. Ini mengindikasikan kemungkinan Nintendo akan menjajaki jalur hukum atau regulasi untuk mencegah penimbun yang serupa dengan pendekatannya terhadap pembajakan software dan emulator.
Sebelumnya, Nintendo telah mengkonfirmasi akan mengumumkan Switch 2 sebelum 31 Maret 2025. Rencana perusahaan untuk menyediakan pasokan konsol yang memadai diharapkan akan siap saat pengumuman, memastikan konsumen dapat membeli perangkat tanpa menghadapi penimbun.