Evernote, aplikasi catatan populer, baru saja mengumumkan bahwa akan memulai pembatasan fitur bagi pengguna gratisnya. Mulai dari 4 Desember, pengguna gratis baru dan yang sudah ada hanya dapat membuat hingga 50 catatan dan satu buku catatan di akun mereka. Ini adalah perubahan drastis dari pengguna gratis saat ini, yang sebelumnya memungkinkan untuk membuat catatan dan buku catatan tanpa batas.
Perusahaan tersebut juga mengatakan bahwa langkah tersebut dimaksudkan untuk mendorong pengguna gratis untuk meningkatkan ke rencana berbayar, yang menawarkan lebih banyak fitur dan manfaat. Rencana berbayar Evernote dimulai dari US$14,99 per bulan dan mencakup fitur seperti sinkronisasi perangkat yang cepat, pengeditan secara real-time, pembersihan catatan berbasis AI, pencarian berbasis AI, stabilitas yang lebih baik, dan kinerja yang lebih baik. Evernote juga mengatakan bahwa paket berlangganan akan membantu mendukung pengembangan dan inovasi kedepannya.
Evernote juga menjamin bahwa pengguna gratis yang sudah memiliki lebih dari 50 catatan dan satu buku catatan tidak akan kehilangan akses ke data yang sudah ada. Mereka masih dapat melihat, mengedit, mengekspor, berbagi, dan menghapus catatan dan buku catatan mereka. Namun, mereka tidak akan dapat membuat catatan atau buku catatan baru kecuali mereka menghapus beberapa yang sudah ada atau meningkatkan ke paket berlangganan.
Keputusan Evernote untuk membatasi rencana gratisnya telah menimbulkan reaksi yang beragam dari pengguna dan komunitas teknologi. Beberapa pengguna telah menyatakan kekecewaan dan frustrasi mereka dan mengatakan bahwa mereka akan beralih ke aplikasi atau layanan catatan lain. Sementara pengguna yang lainnya membela Evernote, dan mengatakan bahwa perusahaan perlu menghasilkan pendapatan dan bahwa paket berlanggananya sepadan dengan harganya.
Evernote juga telah menghadapi tantangan dan persaingan di pasar aplikasi catatan selama beberapa tahun terakhir. Perusahaan yang berbasis di AS tersebut telah memberhentikan sebagian besar pekerjanya dan telah berjuang untuk menjaga tuntutan dan harapan penggunanya. Perusahaan juga menghadapi masalah keamanan dan privasi, seperti pelanggaran data pada tahun 2013 dan perubahan kebijakan privasi yang kontroversial pada tahun 2016.