Meta resmi mengambil langkah besar dalam kompetisi kecerdasan buatan. Raksasa teknologi yang identik dengan Facebook dan Instagram ini kini menghadirkan Meta AI dalam wujud aplikasi mandiri. Ini bukan sekadar pelengkap fitur di platform sosialnya, melainkan upaya serius untuk menempatkan diri sebagai pemain utama di ranah asisten AI yang menantang dominasi nama-nama seperti ChatGPT dan Gemini.
Aplikasi baru ini telah mulai menyapa pengguna di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Australia. Ditenagai model bahasa mutakhir Meta, Llama 4, Meta AI dijanjikan mampu berinteraksi dengan cara yang jauh lebih personal dan percakapan terasa lebih luwes dari sekadar perintah-respons kaku. Pengguna juga bisa berkomunikasi lewat teks maupun suara yang memanfaatkan peningkatan kemampuan pengenalan suara yang diklaim semakin natural.
Salah satu keunggulan Meta AI yang membedakannya terletak pada kemampuannya untuk mengenal Anda. Berbekal izin, ia bisa memanfaatkan data yang sudah Anda bagi di produk Meta, seperti preferensi atau riwayat interaksi. Cukup beri tahu sekali Anda menyukai makanan tertentu, AI ini akan mengingatnya untuk rekomendasi mendatang. Menghubungkan beberapa akun Meta bahkan memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang diri Anda.
Sebagai asisten serbaguna, Meta AI mampu menjawab pertanyaan kompleks, membuat gambar kreatif dari deskripsi teks, membantu menulis berbagai dokumen, hingga mengedit foto sesuai permintaan. Selain itu, Meta AI juga mendukung multitasking dan dilengkapi indikator visual yang jelas saat mikrofon aktif.
Ada juga sentuhan sosial dalam Meta AI melalui fitur Discover feed. Di sini, pengguna bisa berbagi cara unik mereka memanfaatkan AI, mencoba prompt yang dibagikan orang lain, atau sekadar mencari inspirasi. Fitur tersebut bersifat opsional untuk menjaga kontrol privasi pengguna.
Jangkauan Meta AI tak terbatas pada ponsel atau desktop (melalui versi web yang dioptimalkan). AI ini juga terintegrasi erat dengan kacamata pintar Ray-Ban Meta. Pengguna bisa berinteraksi dengan asisten hanya lewat suara saat sedang beraktivitas, atau meninjau riwayat percakapan dari kacamata langsung di aplikasi.
Di pasar AI yang padat, Meta mengandalkan ekosistem masifnya sebagai keunggulan kompetitif. Kekayaan data dari miliaran pengguna menjadi modal untuk personalisasi yang mendalam. AI ini pun fasih berbahasa (termasuk Bahasa Indonesia) dan bahkan menawarkan opsi suara selebriti.